INTELIJEN ARTHASASTRA: Mata & Telinga Negara

INTELIJEN ARTHASASTRA: Mata & Telinga Negara

“Seorang raja akan memiliki agennya di istana musuh, sekutu, raja tengah dan netral untuk memata-matai raja serta delapan belas jenis pejabat tinggi mereka” (Arthaśāstra, 1.12.20). Ancaman terhadap negara dapat muncul kapan saja dan di mana saja dengan bentuk yang berbeda, olehnya seorang pemimpin harus senantiasa waspada terhadap segala kemungkinan yang muncul. Hal ini menjadikan intelijen sebagai garda terdepan dalam mendeteksi dan mengidentifikasi ancaman terhadap negara. Intelijen memiliki peran penting sebagai mata dan telinga negara, terdapat pepatah yang menyebutkan bahwa “bila ingin menghancurkan sebuah negara bersama kekuatannya, maka hancurkan intelijennya terlebih dahulu”. Pepatah tersebut mengisyaratkan negara tanpa intelijen bagaikan orang buta dan tuli, tidak tahu mana ancaman dan mana peluang, sehingga mudah saja negara tersebut akan dipora-porandakan.

Buku Intelijen Arthasastra Mata & Telinga Negara menyajikan konsep intelijen sejak jaman lampau berdasarkan pemikiran Cānakya dalam mahakaryanya Arthaśāstra dan relevansinya terhadap perkembangan dunia modern dengan bentuk ancaman yang lebih kompleks dan tak beraturan. Buku Intelijen Arthasastra Mata & Telinga Negara merupakan sebuah panggilan tugas bagi para Ksatriya untuk ikut andil dalam Bela Negara. Tanah air sesungguhnya lebih tinggi dari Surga itu sendiri.

Karya
Ni Made Sumaryani, S.Ag., M.Han
ISBN
978-623-09-3877-1
Penerbit
PT Dharma Pustaka Utama
Halaman
x + 200
Harga
Rp 108.000